Sekarang
ini perseteruan antar lembaga di pemerintahan di Indonesia sudah menjadi tren
untuk dimuatkan di media-media dan juga menjadi berita yang hot untuk kita ikuti
perkembangannya. Saling mencerca dan saling klaim kebenaran itu adalah hal yang
hangat diberitkan dimedia. Contoh kasus adalah lembaga Kepolisian vs KPK yang
sampai saat ini belum selesai,. Berawal dari kisah Cicak vs Buaya season I yang
menceritakan penangkapan sang pemimpin KPK yang katanya (nya:polisi) tersandung
kasus korupsi yaitu Bibit-Candra yang kasusnya di lebarkan dari kasus Anggodo.
Cerita belum selesai, kini ada lagi cerita Cicak vs Buaya season II. Numun kali
ini ceritanya berbeda, giliran KPK yang mengobrak – abrik Kepolisian, katanya
(nya:KPK) di tubuh kepolisian banyak sekali terjadi kasus korupsi, ini di
buktikan dengan temuan KPK pada kasus pengadaan alat simulator SIM oleh polisi.
Entah kapan berakhir ini cerita, mungkin ada lagi Cicak vs Buaya season III.
Baru-baru
ini nama Dahlan Iskan sangat sering muncul di media, ini cerita lain lagi
Dahlan Iskan vs Politikus Senayan (DPR-RI). Katanya (nya:Dahlan) para anggota
DPR sering minta upeti pada direktur perusahaan di BUMN. Kata Dahlan “saya siap
buka-bukaan kalau mereka (DPR) mau..” (Merdeka.com). Cerita ini bukan berawal
dari sini, sebelumnya ketika Dahlan Iskan Menjabat sebagai Pimpinan PT.Persero
PLN dia weuh hate (sedih) pada anggota DPR yang tidak menyetujui permintaan
Dahlan untuk menyuplai GAS ke PLN karena pada saat itu PLN lagi krisis BBM,
hingga akhirnya dia harus berkerja keras sendiri untuk mendapatkan Gas dari
luar sampai dari Negara Iran. Padahal GAS milik Negara ada.
Sekarang
setelah dia menjadi Menteri BUMN dia ingin ‘balas dendam’ atas perlakuan DPR
terhadap dirinya tempo dulu dengan ancaman akan dipaparkan ke publik
siapa-siapa saja politikus yang meminta upeti pada perusahaan BUMN bila PDR
bersikeras ‘menekan’ dia.
Cerita
– cerita diatas membuat rakyat bingung, mereka sulit menilai mana yang benar
mana yang salah, mana hitam mana putih. Atau jangan-jangan hanya sekedar untuk
membuat sensasi saja mencari popularitas dengan cara seperti itu. Tetapi banyak
yang menilai ini adalah pengalihan isu. Wallhua’lam.
Penulis : Husnizal [Mahasiswa SPH '08 - Fak. Syari'ah IAIN Ar-Raniry]


gambar'a bagus b;tM.... :D
BalasHapusJiah,..koq gambarnya,.
HapusIsi na dunkz...hihi