Selasa, 30 Oktober 2012

“Perang Antar Lembaga”


Sekarang ini perseteruan antar lembaga di pemerintahan di Indonesia sudah menjadi tren untuk dimuatkan di media-media dan juga menjadi berita yang hot untuk kita ikuti perkembangannya. Saling mencerca dan saling klaim kebenaran itu adalah hal yang hangat diberitkan dimedia. Contoh kasus adalah lembaga Kepolisian vs KPK yang sampai saat ini belum selesai,. Berawal dari kisah Cicak vs Buaya season I yang menceritakan penangkapan sang pemimpin KPK yang katanya (nya:polisi) tersandung kasus korupsi yaitu Bibit-Candra yang kasusnya di lebarkan dari kasus Anggodo. Cerita belum selesai, kini ada lagi cerita Cicak vs Buaya season II. Numun kali ini ceritanya berbeda, giliran KPK yang mengobrak – abrik Kepolisian, katanya (nya:KPK) di tubuh kepolisian banyak sekali terjadi kasus korupsi, ini di buktikan dengan temuan KPK pada kasus pengadaan alat simulator SIM oleh polisi. Entah kapan berakhir ini cerita, mungkin ada lagi Cicak vs Buaya season III.


Cerita ini lahir dari tidak adanya ketegasan dalam Undang-undang siapa yang berhak menangani kasus-kasus korupsi, adanya Dualisme Penyelesaian kasus korupsi yang membuat mereka bersiteru yang sampai sekarang ceritanya belum usai.

Baru-baru ini nama Dahlan Iskan sangat sering muncul di media, ini cerita lain lagi Dahlan Iskan vs Politikus Senayan (DPR-RI). Katanya (nya:Dahlan) para anggota DPR sering minta upeti pada direktur perusahaan di BUMN. Kata Dahlan “saya siap buka-bukaan kalau mereka (DPR) mau..” (Merdeka.com). Cerita ini bukan berawal dari sini, sebelumnya ketika Dahlan Iskan Menjabat sebagai Pimpinan PT.Persero PLN dia weuh hate (sedih) pada anggota DPR yang tidak menyetujui permintaan Dahlan untuk menyuplai GAS ke PLN karena pada saat itu PLN lagi krisis BBM, hingga akhirnya dia harus berkerja keras sendiri untuk mendapatkan Gas dari luar sampai dari Negara Iran. Padahal GAS milik Negara ada.



Sekarang setelah dia menjadi Menteri BUMN dia ingin ‘balas dendam’ atas perlakuan DPR terhadap dirinya tempo dulu dengan ancaman akan dipaparkan ke publik siapa-siapa saja politikus yang meminta upeti pada perusahaan BUMN bila PDR bersikeras ‘menekan’ dia.

Cerita – cerita diatas membuat rakyat bingung, mereka sulit menilai mana yang benar mana yang salah, mana hitam mana putih. Atau jangan-jangan hanya sekedar untuk membuat sensasi saja mencari popularitas dengan cara seperti itu. Tetapi banyak yang menilai ini adalah pengalihan isu. Wallhua’lam.




Penulis : Husnizal [Mahasiswa SPH '08 - Fak. Syari'ah IAIN Ar-Raniry]

2 komentar: