Bagi kita
yang berada pada semester akhir, kalimat yang menjadi tajuk di atas adalah
kata-kata yang sangat sering dikeluarkan. Kadang kita juga merasa kata tersebut
merupakan kata yang harus ada pada diri seorang Letu (Leting Tua) atau pada MA
(Mahasiswa/i Akhir). Lebih tepatnya, bagi kita yang sedang nyusun karya
terakhir di jenjang Perguruan Tinggi (PT) tempat kita studi. SKRIPSI..!!
Sebuah kata yang bisa membuat GALAU..!!!
Banyak sebab, dan bisa jadi ketika :
1.
Dosen Pembimbing kita mengcancel
jadwal bimbing yang sebenarnya telah di tentukan jauh-jauh hari.
“Saya
minta maaf nie, ternyata saya ada jadwal ngajar/rapat/janji, jadi nggak bisa
bimbing kamu hari ini..” Lalu,.. “Iya Pak/Buk, gak pa-pa..” dengan
polosnya kita menjawab.
2.
Atau, bisa juga karena karya kita belum
di periksa oleh Pembimbing.
“Saya
minta maaf nie, punya kamu belum saya periksa,..” Lalu,.. “Iya Pak/Buk,
gak pa-pa..” Weleh..weleh.weleh... Sebuah Fenomena yang tak bisa dipungkiri
lagi memang benar adanya.
3.
Juga, ketika kita telah sekian lama
menunggu Pembimbing tapi beliau tak kunjung jua. Karena telah sekian lama
menunggu, kita pun mencoba menelepon beliau, “Bapak/ibu dimana?? Saya si
Fulan/si Fulawati yang mau bimbing dengan bapak/ibu hari ini..” Lantas, “Saya
minta maaf nie, ternyata saya tak ada jadwal ngampus....” atau “saya
lagi diluar ada urusan dikit...” Lalu, “Iya Pak/Buk, gak pa-pa..”
Dan ada
juga setelah di sms atau ditelp., namun pihak Pembimbing merespon pun tidak.
4.
Tentunya masih banyak faktor yang
menyebabkan kita mengeluarkan kata-kata demikian.
Kalau aku
pribadi, terkadang kesel juga. Karena waktu yang telah di luangkan terbuang
sia-sia. Bukan. semenit dua menit, namun hingga berjam-jam. Aku tak tau, apakah
kalian juga merasakan hal yang sama atau tidak.
Namun,
ketika kita telah berada pada posisi ini, kita sering kali menyalahkan sang
Pembimbing. Walau kita selalu membantahnya, “Pembimbing aku memang gitu lah,
mempersulit mahasiswa.” Cup..cup..cup... Padahal pernyataan ini hanya kita
keluarkan sepihak. Dalam artian, hanya dalam paradigma terhadap pembimbing
kita.
Pernah
nggak, kita berfikir apa yang melatar belakangi pembimbing kita demikian?? Bisa
jadi karena kelelahan, atau memang benar-benar sibuk dengan kesibukan yang
prioritas,..?? Bisa jadi, beliau juga menginginkan skripsi kita lebih berbobot.
Pernah nggak berfikir demikian??
Apa kita
hanya berfikir negatif?? Pernah nggak berfikir positif walau dalam keadaan
demikian?? Ada, mungkin jarang ya... :D
Karena
apa, kita hanya ingin segera selesai studi di PT. Sehingga menyalahkan
Pembimbing merupakan pelampiasan.
Ada satu
pernyataan dari salah satu Ustd. (Aku juga kurang tau siapa, namun, suaranya
mirip suara Ustd. Yusuf Mansur), ia mengatakan, “Ketika kita menyalahkan seseorang tanpa alasan, dan cuma melihat melalui
sudut pandang kita, maka jangan salah kan, ketika apa yang kita lakukan terhadap
suatu pekerjaan akan terasa berat, lama hingga rasa putus asa terkadang datang.
Karna itu efek dari apa yang kita anggap tadi.."
Nah kawan...
Hmhm... bisa saja ketika kita mengerjakan sebuah skripsi, kita
berperasangka negatif terhadap pembimbing, padahal kita tidak tahu apa benar
yang kita pikirkan atau tidak. Kita juga tak tau apa yang sebanarnya yang
dipikirkan oleh Pembimbing kita. Lalu, rasa berat hingga buat kita malas juga
menghampiri.
Walau aku akui, ada juga Pembimbing yang demikian. Namun itu Minoritas,.
Yang
jelas, berfikir positif lebih baik dari pada negatif. Karena berfikir negatif
belum tentu benar, walau benar, belum tentu 100% benar.
Wallahu’alam,..

haha.
BalasHapuspembimbing skripsi juga manusia.
iya, memang lebih baiknya kita terus berusaha dan berpikir positif :)
nice post, M!
Walau terkadang menyakitkan, tp berfikir positif memang lebih baik ya,..ckck
HapusThanx bro..