Secangkir kopi di
pagi hari memang menyegarkan. Begitu juga secangkir kopi dimalam hari, pasti
menyenangkan. Apalagi di suguhkan dengan pertandingan antara Tottham VS Chelsea
dan berakhir dengan kemenangan Chelsea, 4-2 atas Tottham. Memang pertandingan
yang sangat dan bisa memuaskan para pecinta bola. Gemuruh hujan pun yang sempat
meriuhkan malam, tertutupi dengan sorakan mereka. Ketika beberapa peluang yang
berhasil di ciptakan, namun dipatahkan oleh pertahanan masing-masing Klub.
Namun pada
kesempatan ini kita tak mencoba beribicara tentang bola, melainkan Secangkir
Kopi. Lebih tepatnya, kita akan mencoba melihat Kehidupan dalam secangkir kopi.
Ide ini sebenarnya
ada, ketika saya mencoba menikmati secangkir kopi bersama rekan sepenyiaranku di salah satu warung kopi (warkop), diseputaran Beurawee. Mengingat, pada saat
itu saya dan rekan saya baru saja menyelesaikan tugas/tanggungjawab sebagai
seorang Boardcast di salah satu radio Swasta, di Banda Aceh.
Entah kenapa, pagi
tadi saya ingin meneguk secangkir Kopi, apa karena ngantuk atau apa.Yang jelas,
secangkir kopi pun terhidang tepat di hadapan. Tanpa menunggu, ku teguk dan... ah....
pahiiitt... Tambahan gula terhadap minuman hitam pun terjadi. 3 – 4 sendok
teh. Lalu, ku teguk kembali dan... ah... kemanisan... Rasa khas kopi pun
hilang. Namun, terpaksa, saya habiskan, karena mengingat, “sudah di pesan,
rugi klw gak diminum...”
Dari sinilah, kita
dapat belajar mengenai kehidupan dari secangkir kopi.
kopi itu PAHIT..?
Tak bisa dipungkiri
bisa jadi iya,. Begitu juga kehidupan.
Pahitnya hidup bisa
kita gambar kan dengan berbagai cobaan, tantangan, kesedihan, kewas-wasan,
kegalauan, musibah dan semacamnya, Hmhm.. bisa dikatakan sesuatu yang menurut
nalar manusia itu merupakan hal yang tak diinginkan. Walau sebenarnya, semua
itu memiliki maksud dan tujuan yang telah ALLAH SWT siapkan untuk kita.
Misalnya saja,
dengan adanya hal-hal demikian, kita bisa menyikapi hidup lebih dewasa, bisa
melihat bahwa kehidupan ini memang tak “mulus” dan tak pula “lurus.” Ada saja
yang menjadi misteri dalam hidup ini.
Kopi itu MANIS..?
Kadang memang iya,
ketika perpaduan kopi dan gula tidak seimbang. Kebanyakan gula, manis.
Manisnya kopi, bisa
dipadukan dengan rasa bahagia, suka, canda tawa dan sebagainya. Ini lah yang
menjadi impian setiap orang dalam kehidupan. Kita juga tak ingin muna, memang
kebahagiaan dan seterusnya menjadi impian, dan itu wajar. Namun, ketika kita
coba menyikapinya dengan dewasa, ‘manis’ hidup merupakan ujian, apakah kita
terlena dengan kebahagiaan?? Apakah ita melihat kebawah terhadap mereka yang
tak bahagia?? Atau, apakah kita akan sombong dengan itu semua?? Hanya kita
pribadi yang bisa jawab, karena kita yang menjalani ‘manis’ nya.
Kopi itu tidak
PAHIT dan tidak pula MANIS..!!
Inilah sebenarnya
rasa khas kopi. Dia tak PAHIT, dan tak pula MANIS. Namun terdapat rasa PAHIT
dan rasa MANIS yang menjadi cita rasa khas dari Kopi itu sendiri.
Hidup juga demikian,
dalam kehidupan tidak hanya ada kegundahan dan kesedihan dari sebuah masalah,
namun ada pula senang, bahagia dan sejenisnya. Mereka saling melengkapi, bak
dua sisi mata uang. Tak bisa dilepaskan.
Dan itulah kehidupan
sebenarnya, setiap ada ‘pahit’ terdapat ‘manis,’ begitu juga sebaliknya. Hanya
saja, bagaimana cara kita sikapi kedua posisi tersebut, sehingga kita bisa
menemukan kehidupan yang khas dalam hidup ini. Bisa memadukan, antara ‘pahit’
dan ‘manis.’
KEHIDUPAN
Layaknya KOPI..
Ketika Kopi
terlalu pahit, itu bukan KOPI
Ketika Kopi
terlalu manis, itu bukan KOPI
Ketika Kehidupan
terlalu ‘pahit,’ itu bukan KEHIDUPAN
Ketika Kehidupan
terlalu ‘manis,’ itu bukan KEHIDUPAN

:) nice writing
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSyukran Fry,, :D
HapusGimana cara follow nya ni?:D
BalasHapusTM juga gak tw va,..
Hapuscba tanya m afry n hekal,.
yang pakar Blogger,.. :D
sadaaaap!
BalasHapusnice post, M!
Syukran kal...
HapusKiban cara follow nyoe? ka mumang , hhaa :D
BalasHapusFollow eva aja kalo gak TM :D
BalasHapusHha,..
HapusBole2,.. :D