Rabu, 05 Desember 2012

Bukan Sang Hakim


Kita berada dalam kehidupan yang memang telah digariskan akan sosial, tentu tak bisa di pungkiri bisa terjadi sebuah perpecahan, pertikaian dan juga permusuhan. Apakah itu berasal dari api kecil atau besar, di lingkungan aman tentram juga bisa terjadi demikian. Entah, dalam sebuah persahabatan, percintaan, bahkan dalam lingkungan keluarga.

Sehingga, Ketika melihat wajahnya,..
Mendengar suaranya,..
Tersebut namanya,..
Satu kata yang dibesit, Benci ! Atau..

Semacam kata lain, namun semakna,..

Benci bukan lah cara mengelola Amarah yang baik. Lalu anggapan "Sabar itu ada batasnya" merupakan alibi yang handal. Padahal, al-Qur'an dan Hadits sahaja tak pernah menyebutkan bahwa batas itu ada sabarnya. 

Oleh karenanya,..
Bukalah mata hati, tutup mata benci,..
Kita bukanlah Sang Hakim,..
Yang layak untuk menghukum,..
Kita juga pernah tersalah, dan bersalah,..

Kita semua akui, bahwa setiap orang mempunyai rasa benci dengan kadar-kadar yang berbeda. Hanya saja, apakah kita bisa mengontrol emosi atau tidak.

Kawan,.. 
Bencilah sekedarnya,..
Maafkanlah kekhilafannya,.. 

Walau,..
Kita bukanlah manusia yang sempurna,..
Janganlah merasa seolah tanpa noda,..
Kita hanya manusia yang penuh khilaf salah,..
Maafkanlah ia bila hatimu terluka,..
Karena kita bukan sang hakim,..

Allah SWT berfirman, "Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Hujuraat  [49] ayat 10)




- Maydani Feat TM. Syahrizal, C.SH.i -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar